Mendidik Anak Usia 7-14 Tahun

Posted by Rizkianugrahaeni

Anak adalah anugerah terindah sekaligus amanah yang Allah titipkan kepada orang tua. Kehadiran anak juga merupakan pelengkap dalam bahtera rumah tangga. Apalagi, anak adalah investasi masa depan bagi orang tuanya bukan hanya di dunia. Maka dari itu orang tua hendaknya menjaga, mendidik, dan membimbing anaknya agar menjadi insan yang berguna, beriman dan bertakwa kepada Sang Khalik.

Mendidik anak bukanlah perkara yang mudah. Kesalahan dalam mendidik anak bisa berakibat fatal, karena berakibat pada kebiasaan, pola hidup, dan karakter anak. Oleh karena itu, orang tua harus sungguh-sungguh dalam mendidik anaknya.

Mendidik anak usia 7-14 tahun berbeda dengan Mendidik anak usia 0-6 tahun, begitu pula dengan mendidik anak usia 15-21 tahun, dan usia 21 tahun ke atas. Hal ini karena cara mendidik anak juga disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangannya. Ada beberapa cara mendidik anak usia 7-14 tahun yang saya ketahui dan saya pelajari dari orang-orang di sekitar saya, antara lain:

1. Tanamkan sikap disiplin dan tanggung jawab


Sebagai orang tua, kita dituntut untuk dapat menanamkan sikap disiplin dan tanggung jawab kepada anak. Meskipun tidak mudah untuk membiasakan anak-anak dengan kedua sikap tersebut, tetapi kita harus tetap berusaha semaksimal mungkin agar anak terbiasa dengan sikap itu.

Untuk mengajari anak sikap disiplin, dapat dilalukan dengan berbagai cara. Beberapa cara yang ingin saya kemukakan pada artikel ini antara lain:

  • Berlakukan peraturan-peraturan dalam lingkungan rumah. Beri teguran jika anak melakukan kesalahan, Bila perlu berikan hukuman yang wajar agar mereka tidak mengulanginya lagi. 
  • Ajari mereka menghargai waktu, sehingga bisa membedakan kapan waktu untuk bermain, belajar, istirahat, dll. 
  • Ajarilah anak untuk rajin beribadah tepat waktu (sholat bagi muslim). Dengan mengajarkan anak-anak untuk disiplin dalam beribadah, berarti orang tua telah membentuk kepribadian dan akhlak anak-anak mengikuti acuan agamanya.

          مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِى الْمَضَاجِع

"Perintahkanlah anak-anak kalian untuk sholat saat berumur tujuh tahun dan pukullah mereka jika tidak sholat saat berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidur". (Diriwayatkan oleh Abu Dawud II/167). Pukulan yang dimaksud bukanlah pukulan yang menyiksa tetapi sekedar pukulan untuk mengingatkan mereka. 

 Berikut ini saya uraikan juga beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menanamkan sikap tanggung jawab pada anak-anak kita, antara lain:

  • Berikan beberapa tugas kepada anak. Dengan tugas yang dipasrahkan kepada anak diharapkan nantinya anak akan terasah rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diembannya. Misalnya, berikan sedikit kelebihan uang saku kepada anak, agar anak belajar bertanggung jawab dalam mengelola uang saku sendiri. Anda juga dapat memberikan beberapa pekerjaan rumah tangga yang sesuai dengan kemampuan si kecil, agar ia belajar bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan rumah tangga yang diberikan kepadanya. Pastikan agar tugas yang anda berikan tidak terlalu berat dan sesuai dengan usia anak. 
  • Ajarkan anak untuk tidak berputus asa. Dampingilah anak dalam melakukan tugas mereka. Pastikan bahwa anda tidak sering memberikan bantuan kepada anak. Bila perlu berikan mereka apresiasi disaat anak berhasil menyelesaikan tanggung jawab mereka. 
  • Biarkan anak belajar mengambil keputusan. Dengan memberikan anak kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri itu artinya anda telah mengajarkan tanggung jawab dan kemandirian sekaligus.
  • Berikan anak contoh yang baik. Anak belajar dari perilaku orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, orang tua harus menjadi contoh yang baik agar bisa ditiru anak-anaknya.


2. Ajarkan pendidikan seks dini kepada anak

Pada usia ini orang tua seharusnya sudah memberikan pendidikan seksual kepada anak. Pendidikan seks meliputi upaya pemberian informasi tentang masalah seksual, biasanya mengajarkan tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika, serta komitmen agar tidak terjadi penyalahgunaan organ seksual. Hal ini penting, mengingat di zaman sekarang banyak terjadi kasus pelecehan seksual terutama yang menyerang anak-anak.

Ada beberapa hal yang bisa orang tua ajarkan kepada anak, antara lain:
  • Anak diajarkan tentang tata cara sholat 
  • Anak dipisahkan tidurnya dari orang tua serta dari saudaranya yang berbeda jenis kelamin. 
  • Anak diajari bersuci, sehingga anak mampu bersuci dari hadast tanpa bantuan orang lain sekalipun keluarganya. 
  • Biasakan anak agar menutup aurat
  • Jelaskan pada anak tentang baligh dan tanda-tanda menuju baligh
  • Ajari anak tentang adab pergaulan dengan lawan jenis
  • Beritahu anak tentang bagian tubuh tertentu yang tidak boleh dipegang atau dilihat orang lain.
  • Tetap dampingi anak dengan baik, dan pastikan komunikasi dengan anak terjaga. 

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi yang sukses dan berakhlak mulia. Oleh karena itu, marilah kita didik dengan didikan yang benar. 

More aboutMendidik Anak Usia 7-14 Tahun

Kiat Memilih Pendidikan Prasekolah yang Berkualitas

Posted by Rizkianugrahaeni

Pendidikan prasekolah sangat penting bagi perkembangan anak.Tujuan utama pendidikan prasekolah adalah mempersiapkan anak memasuki jenjang pendidikan formal yang lebih tinggi (Sekolah Dasar), serta untuk membentuk kepribadian dan membangun kepribadian anak.

Saat ini, lembaga-lembaga pendidikan prasekolah yang menawarkan berbagai fasilitas unggulan semakin menjamur. Hal ini tentu saja menjadikan orang tua harus lebih selektif untuk memilih mana yang terbaik bagi anaknya. Apalagi, pendidikan merupakan penentu dan investasi masa depan anak, sehingga orang tua tidak boleh asal-asalan dalam memilih pendidikan untuk anaknya, karena salah memilih sekolah anak akan berakibat buruk bagi perkembangan anak nantinya.


 Berikut ini beberapa pertimbangan yang bisa dijadikan acuan orang tua dalam memilih lembaga pendidikan prasekolah yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan anak:
1. Sarana dan Fasilitas
Sekolah yang sarana dan fasilitasnya baik tidak dilihat dari kemewahan bangunannya, melainkan dilihat dari kelengkapan sarana dan fasilitas yang ada, harus memadai dan sesuai dengan kebutuhan anak, serta menunjang untuk perkembangan aspek motorik, kognitif,spiritual, sosial, dan emosional anak.

2. Ruangan kelas harus memadai
Ruangan kelas yang memadai adalah ruangan kelas yang memberikan anak keleluasaan bergerak, bukan ruangan yang memposisikan guru selalu berdiri di depan dan anak-anak berderet-deret duduk menghadap guru. 

2. Kualitas Guru
Guru yang baik dan berkualitas pada pendidikan prasekolah haruslah memancarkan aura cinta dan kasih sayang kepada anak. Guru harus mempunyai kemampuan untuk memancing anak agar aktif berkreasi, serta memancing rasa keingintahuan anak.

3. Perbandingan Jumlah Guru dengan Murid
Perbandingan jumlah siswa dengan guru menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Rasio perbandingan antara guru dan murid pada pendidikan prasekolah dalam satu kelas yang ideal adalah tidak lebih dari 1:10. Dengan begitu, pembelajaran bisa berlangsung lebih efektif dan guru bisa lebih berkonsentrasi mengembangkan seluruh aspek-aspek perkembangan anak didiknya.

4. Kurikulum
 Tiap sekolah memilik kurikulum yang berbeda-beda, mulai dari kurikulum nasional sampai internasional, dengan muatan konsentrasi keagamaan, karakter, skill, maupun teknologi. Ada sekolah yang menggunakan pengantar Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, maupun Bilingual (dua bahasa).

5. Metode Pengajaran
Lihatlah bagaimana metode pengajaran yang diterapkan. Pilihlah metode pengajaran yang mengajak anak terlibat aktif. Dengan begitu, anak anda akan diajarkan cara mengungkapkan pemikirannya, tanpa rasa takut atau malu, sehingga kepercayaan diri anak akan tumbuh dan berkembang.

Dari beberapa pertimbangan di atas, pertimbangan terpenting menurut saya adalah memilih pendidikan prasekolah dengan dasar keagamaan, karena agama adalah pondasi dasar yang akan mempengaruhi karakter anak selanjutnya. 


More aboutKiat Memilih Pendidikan Prasekolah yang Berkualitas

Mendidik Anak Usia 0 Sampai 6 Tahun

Posted by Rizkianugrahaeni

Pendidikan dimulai sejak anak masih berada dalam kandungan (pendidikan pralahir). Setelah anak lahir ke dunia, pendidikan anak masih tetap berlanjut. Bahkan, pada anak mengalami masa emas (golden age) sampai anak berusia 6 tahun. Pada periode ini berat otak anak mengalami peningkatan yang pesat. Peningkatan ini bukan disebabkan karena jumlah sel-sel otaknya yang bertambah, melainkan disebabkan karena bertambahnya jaringan penghubung antar sel-sel otak.

Berikut ini tahapan mendidik anak menurut usianya:
  1. Anak usia 0-6 tahun 
  2. Anak usia 7-14 tahun
  3. Anak usia 15-21 tahun
  4. Anak usia 21 tahun ke atas

Bagaimana Mendidik Anak usia 0-6 tahun?



Bagi seorang muslim, begitu anak dilahirkan ke dunia maka disunahkan untuk melafadzkan adzan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri anak. Adapun tujuannya agar sebelum bayi mendengar kata-kata lain di dunia ini sebaiknya mendengar Asma Allah terlebih dahulu. Sayyid Alawi al-Maliki dalam Majmu' Fatawa wa Rasa'il menyatakan, perbuatan ini ada relevansinya untuk mengusir syaitan dari anak yang baru lahir, karena syaitan akan lari terbirit-birit ketika mendengar adzan. 

Pada usia ini, bangunlah kedekatan dengan anak sehingga anak-anak merasakan bahwa orang tua adalah bagian dari dirinya. Anak akan merasa aman dalam melewati masa kecil mereka karena ia tahu orang tua selalu mendampingi mereka setiap saat. Berikan mereka kasih sayang yang tidak terbatas dan bersikap adil terhadap anak yang lainnya. 

Bila anda adalah orang tua yang bekerja, maka luangkan waktu dan manfaatkan setiap kesempatan bersama anak untuk membangun komunikasi yang baik dan menumbuhkan ikatan batin antara anak dan orang tua. 

Ajari anak sedini mungkin menanamkan sikap disiplin. Biasakan mulai dari hal-hal kecil seperti menggosok gigi, mencuci tangan atau kaki, merapikan tempat tidur, dan merapikan mainan. Jika anak melalaikannya, tidak ada salahnya anda menegurnya atau memberikan sanksi ringan. Hal ini bertujuan agar anak menjadi pribadi yang teratur setelah dewasa nantinya. 

Pada periode emas ini (0-6 tahun), anak adalah peniru ulung. Daya ingat anak pada usia ini sangat kuat , jadi apapun yang dilakukan orang disekelilingnya bisa saja dia tiru. Oleh karena itu, jagalah perilaku dan hindari mengucapkan kata-kata kotor atau kasar di depan anak. 

Berilah pendidikan agama yang memadai sedini mungkin. Ada baiknya untuk mengajarkan anak tentang agama yang dianutnya. Saat anak mulai belajar bicara, maka ajarkan anak dengan kalimat-kalimat yang berhubungan dengan agamanya. Jika seorang muslim, misalnya dengan membiasakan anak mengucap salam "Assalamualaikum" saat keluar rumah, saat masuk rumah, atau saat bertemu dengan saudara dan teman. Ajarkan dan biasakan anak untuk selalu berdoa setiap akan melakukan kegiatan, seperti akan makan atau mau tidur. Jika anak sudah mulai bisa berjalan, sering-seringlah mengajak anak untuk pergi ke tempat-tempat ibadah.

Mulailah masukkan anak ke pendidikan prasekolah. Menurut saya, pendidikan prasekolah sangat penting bagi anak. Saya sangat tidak setuju dengan pernyataan yang sering kali saya dengar dari para orang tua, "Tunggulah sampai anak meminta untuk sekolah", "Saat ia sudah bosan dengan mainannya dan butuh orang lain untuk diajak bermain", Kalau anak dimasukkan ke sekolah terlalu dini maka nanti ketika dia sudah agak besar dia akan bosan dengan sekolah". Saya benar-benar tidak setuju dengan pendapat yang seperti ini.

Pada usia 3 tahun, anak seharusnya dimasukkan ke pendidikan prasekolah, karena banyak sekali manfaat yang didapatkan dengan menyekolahkan anak sejak usia dini. Dengan berkumpul bersama teman-teman seusianya,anak bisa belajar bersosialisasi dan tentu saja anak akan lebih banyak bergerak.


Memasukkan anak ke pendidikan prasekolah juga membantu orang tua dalam memberikan stimulasi yang tepat kepada anak. Melalui pendidikan prasekolah anak bisa mendapatkan stimulasi kognitif dan stimulasi sosial yang bisa mereka rasakan lewat interaksi dengan guru dan teman-temannya. Bahkan, akan juga akan mendapatkan stimulasi emosional sehingga dia akan mampu mengekspresikan perasaannya. Stimulasi ini akan lebih banyak didapatkan oleh anak-anak yang masuk pendidikan prasekolah dari pada anak-anak yang tidak mengikuti pendidikan prasekolah.

Apalagi anak usia 0-6 tahun berada pada periode emas dimana pada masa ini berat otak anak mengalami peningkatan yang pesat. Jadi sangat disayangkan apabila anak-anak kita dibiarkan saja tanpa mendapatkan stimulasi yang tepat untuk perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosionalnya.

Lalu, pertimbangan apa saja yang sebaiknya kita jadikan acuan untuk memilih pendidikan prasekolah yang baik untuk si kecil?
Baca artikel saya yang satu ini yaa, Kiat Memilih Pendidikan Prasekolah yang Berkualitas... :-D


More aboutMendidik Anak Usia 0 Sampai 6 Tahun

Pendidikan Bayi dalam Kandungan (Pendidikan Pralahir)

Posted by Rizkianugrahaeni

Pendidikan adalah pembelajaran. Pembelajaran mengenai pengetahuan, keterampilan maupun kebiasaan yang diperoleh melalui program pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan tidak hanya didapatkan di bangku sekolah saja tetapi juga didapatkan di luar sekolah (lingkungan keluarga dan masyarakat).

Kebanyakan orang beranggapan bahwa pendidikan adalah dunia sekolah semata, sehingga mereka memasrahkan sepenuhnya pendidikan anaknya pada sekolah. Tentu saja hal ini keliru. Tidak hanya guru yang terlibat dalam pendidikan seorang anak manusia, tetapi juga orang tua, keluarga dan lingkungan pergaulan anak. Kalau menurut hemat saya, orang tuanyalah yang lebih berperan penting pada pendidikan anaknya khususnya pendidikan untuk membentuk karakter anak sejak dini, karena orang tua dan keluargalah yang sudah terlibat dalam kehidupan anak sejak anak masih berusia prasekolah.

Pendidikan Pralahir

Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Bahkan pada sebagian orang pendidikan bisa dimulai dari sebelum bayi dilahirkan (pendidikan pralahir). Seperti yang dilakukan seorang ibu dengan memperdengarkan musik atau memperdengarkan kitab suci Al Qur'an kepada bayi dalam kandungannya. Menurut F Rene Van De Carr, M.D, anak dalam kandungan benar-benar dapat belajar atau mempelajari kata-kata yang diucapkan sang pendidik atau orang tuanya, tetapi tidak dengan cara seperti orang dewasa. Jika orang dewasa mempelajari sebuah kata-kata maka ia dapat mengulanginya, mengenali dalam bentuk tulisan, dan memodifikasinya agar ia dapat berbicara atau menggunakan kata tersebut dalam kalimat dengan baik dan benar. Beda halnya dengan bayi dalam kandungan yang cara belajarnya jauh lebih mendasar. Ketika sang Ibu mengajarkan kata-kata kepada bayi dalam kandungannya, sang bayi hanya mendengarkan bunyinya sambil mengalami sensasi tertentu.

F. Rene Van de Carr, dkk (The Prenatal Enrichment Unit di Hua Chiew General Hospital di Bangkok Thailand) melakukan penelitian terhadap bayi dalam kandungan. Hasilnya menyatakan bahwa bayi dalam kandungan yang diberi stimulasi maka lebih cepat mahir dalam membaca, menirukan suara, menyebutkan kata pertama, tersenyum secara spontan, lebih tanggap terhadap musik, dan mampu mengembangkan pola sosial yang lebih baik saat bayi telah dewasa.

Dalam agama Islam, pendidikan pralahir malah seharusnya dimulai sejak awal pembuahan. Jika menginginkan anak yang cerdas dan sholeh maka pasangan suami istri yang hendak melakukan hubungan seharusnya memanjatkan doa terlebih dahulu agar jika Allah mengaruniakan seorang anak maka setan tidak akan memberikan madharat kepadanya.

Sang Ibu, sebagai guru pertama seorang anak yang berperan mendidik anak sejak dalam kandungan. seharusnya menempuh berbagai metode pendidikan untuk anak dalam kandungannya, agar nantinya anak tersebut sehat secara fisik dan mental. Seorang ibu hamil tidak hanya memenuhi kecukupan gizinya saja, tetapi juga dengan melakukan banyak doa, memperbanyak membaca atau memperdengarkan ayat suci Al Qur'an, mengajak dialog janin dalam kandungannya, menjaga emosi dan kejiwaan ibu, serta menjaga perilaku ibu selama mengandung.

Indera pendengaran pada janin dalam kandungan berkembang sejak janin itu masuk usia 8 minggu, dan terbentuk sempurna ketika janin berusia 24 minggu. Air ketuban berperan penting sebagai penghantar suara yang baik. Janin mulai mendengar suara aliran darah melalui plasenta. Janin juga berekasi terhadap suara-suara keras yang dapat  membuat janin terkejut dan melompat. Oleh karena itu, stimulasi pada janin paling tepat diberikan lewat suara.

Pada usia 24 minggu, otak janin sudah mampu memperdengarkan rangsangan suara. Apabila janin diperdengarkan ayat suci Al Qur'an maka dapat merangsang sel-sel otaknya. Hal ini tidak berarti bahwa dengan memperdengarkan ayat suci Al Qur'an volume otak janin menjadi lebih besar, melainkan dapat mengoptimalkan kerja sel-sel otak yang diharapkan bisa mencerdaskan anak.

Beberapa hal penting yang dapat dilakukan seorang ibu untuk mendidik anak dalam kandungannya antara lain:
1. Perbanyak doa dan ibadah
2. Sering membaca atau memperdengarkan ayat suci Al Qur'an
3. Ketika ibu mulai bisa merasakan gerakan janin, beri stimulasi dengan tepukan halus atau elusan
4. Beri stimulasi dengan selalu mengajak bayi dalam kandungan berbicara.
5. Konsumsi makanan halal dan bergizi
6. Menjaga perilaku ibu yang sedang mengandung
7. Selalu menjaga emosi dan kejiwaan ibu hamil, selalu berpikir positif dan berusaha menghindari konflik dengan orang lain.

Semoga para orang tua sadar, bahwa mendidik anak dimulai sejak anak masih berada dalam kandungan. Mendidik anak bukan hanya kewajiban guru di sekolah, tetapi yang terpenting mendidik anak adalah tugas ibu dan ayah.

Memang saya belum mempunyai anak, saya juga belum punya pengalaman mendidik anak selain anak-anak yang pernah menjadi murid saya. Tetapi sebentar lagi insya Allah saya akan dipanggil "ibu" oleh janin dalam kandungan saya, dan saya pikir akan lebih mengasyikkan jika sedikit pengetahuan yang saya miliki bisa saya bagikan kepada orang lain. Pada postingan selanjutnya insya Allah akan saya sharing pandangan saya tentang mendidik anak usia balita.Semoga anak-anak kita menjadi anak yang sholeh/sholehah, cerdas, dan berbakti kepada orang tua. Aamiin.

Mendidik anak di waktu kecil bagai mengukir di atas batu
Mendidik anak di waktu besar seperti mengukir di atas air



More aboutPendidikan Bayi dalam Kandungan (Pendidikan Pralahir)

Manjakan Lidah Suami dengan Gurame Asam Pedas

Posted by Rizkianugrahaeni

Ingin menghidangkan makanan lezat buatan anda sendiri untuk keluarga tercinta? Hmmm.... tak perlu khawatir, karena ada resep Gurame Asam Pedas yang lezat, bergizi dan pasti buat anda ketagihan. Perpaduan rasa asam dan pedasnya menciptakan sensasi yang membuat lidah anda dimanjakan. Yuk simak ulasan berikut ya ...


Bahan :
1 ekor ikan gurame, difilet
1 sdm air jeruk nipis
2 lembar daun salam
5 butir bawang merah diiris tipis
 2 sendok makan minyak
1 batang serai
asam jawa secukupnya
gula pasir secukupmua
garam secukup


Bumbu Halus :
8 buah cabai merah (sesuai selera)
1 ruas jari kunyit
1 ruas jari jahe
3 butir kemiri

Cara Membuat :
1. Untuk menghilangkan bau lumpur pada ikan gurame, terlebih dahulu rendamlah ikan gurame yang telah dibersihkan dalam cuka, selama kurang lebih 20 menit. Jangan lupa buang insangnya karena yang menyebabkan bau lumpur paling banyak adalah pada insangnya.
2. Setelah bau lumpur hilang, selanjutnya panaskan minyak Tumis bumbu halus dan bawang merah yang sudah diiris hingga harum
3. Tambahkan serai dan daun salam
4. Masukkan air secukupnya
5. Beri asam jawa, gula pasir dan garam secukupnya
6. Masukkan ikan gurame. Masak sampai air mendidih dan  ikan matang
7. Siap dihidangkan

Selamat mencoba ya bund .....

More aboutManjakan Lidah Suami dengan Gurame Asam Pedas